Thursday, August 7, 2008

Sinergy 2 Survive (Cerita Tentang Telkom)


PT Telkom Indonesia hingga saat ini merupakan perusahaan Telekomunikasi terbesar di Indonesia. Tetapi bukan suatu hal yang tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan PT Telkom hanya menjadi salah sejarah perkembangan telekomunikasi di Indonesia.


Jika kita lihat kompetisi pertelekomunikasian dan teknologinya yang berkembang secara eksponensial dan pasar yang sangat menjanjikan ini, adalah suatu hal yang sangat mungkin terjadi jika sebuah operator penyedia jasa telekomunikasi yang baru muncul dalam waktu singkat dapat menguasai market share telekomunikasi. Bayangkan saja operator telekomunikasi baru yang muncul sejak tahun 2000 seperti mobile 8, Bakrie Telecom dan Sinarmas Telecom yang saat ini mulai unjuk gigi.


Zona kenyamanan yang dirasakan Telkom sejak zaman monopoli, jumlah karyawan yang sangat banyak, dan campur tangan pemerintah saat ini membuat PT Telkom menjadi mangsa yang sangat empuk yang dapat di grogoti oleh para kompetitor, bahkan sempat terprediksi secara teoritis, Telkom akan mencapai titik keseimbangan antara profit dan beban di tahun 2008, ”bukan main-main...”.


Tetapi jika perusahaan plat merah ini dikatakan hanya diam saja, itupun tidak... Telah banyak hal-hal yang dilakukan untuk mengantisipasinya, bahkan PT Telkom di sebut-sebut juga sebagai ”The Dancing Giant”, yang tetap lincah walaupun berbadan raksasa. Kita tentu dapat melihat secara jelas bagaimana Telkom terus-menerus melakukan inovasi dan improvement di berbagai segi, mulai dari munculnya produk dan layanan baru, restrukturisasi perusahaan menuju ”Customer Centric” , peningkatan ”Company Image”, dan perombakan-perombakan lainnya baik ke luar maupun ke dalam perusahaan, termasuk didalamnya memotong jalur birokrasi.
Jangan puas dahulu, pertanyaannya adalah apakah semua hal ini cukup untuk menyelamatkan perusahaan ini?...


Ada satu hal yang dapat menjamin Telkom tetap exsist dan unggul, yaitu ”Sinergi” dan ini juga mulai dilakukan, seperti implementasi layanan plasa sinergi dengan Telkomsel, tarif khusus Telkom – Telkomsel, dan sebagaikan. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, apakah aktivitas sinergi ini cukup membuat Telkom dapat bertahan, sementara kompetitorpun juga melakukan hal yang sama?
Kita dapat melihat Indosat yang lebih dahulu mengejar ketertinggalannya dengan melakukan sinergi antara produk-produknya (Mentari, Matrix, IM3 dan StarOne), Excelcomindo dengan produk Explore dan Jempolnya, dan lainnya.


Mungkinkah Telkom dapat tetap bertahan jika hanya menjadi follower atau hanya dapat bereaksi mencari keseimbangan jika ada aksi dari kompetitor, termasuk dalam sinergi sekalipun? (red, baca tulisan sebelumnya berjudul ”Timbangan Tanpa Keseimbangan”).


Hal bukan berarti perusahaan yang kita cintai ini melakukan hal yang salah dengan mengikuti cara kompetitor bersinergi, tetapi yang menjadi persoalan saat ini adalah apakah kita telah bersinergi secara benar dan efektif dan apakah kompetitorpun sudah?


Jika Telkom bersama groupnya dapat diandaikan sebagai sebuah tim, John C. Maxwell dalam bukunya yang berjudul ”Tim Impian”, memaparkan bahwa jika kita amati ratusan tim yang menang, anda akan menemukan bahwa para pemainnya dapat memiliki empat hal yang sama, yaitu :


”Mereka bermain untuk menang”, Perbedaan antara bermain untuk menang dengan bermain sekadarnya seringkali yang membuat perbedaan antara sukses dengan keadaan rata-rata bahkan kalah.


”Mereka memiliki sikap pemenang”, Para anggota tim percaya pada diri mereka sendiri, pada rekan tim mereka, dan impian mereka. Dan mereka tidak membiarkan pikiran negatif mengganggu mereka.


”Mereka terus memperbaiki diri”, Hadiah terbesar untuk usaha mereka bukan dari apa yang mereka dapatkan dari usaha tersebut, tetapi mereka menjadi apa karena usaha itu. Anggota tim tahu secara intuitif jika mereka berhenti memperbaiki diri maka akan berhenti untuk maju.


”Mereka membuat rekan tim mereka menjadi lebih sukses”, Para pemenang adalah pemberi kuasa. Seperti Charlie Brower mengatakan, ”Sedikit saja orang yang sukses kecuali jika banyak orang yang menginginkan diri mereka untuk sukses,”.


Lalu... Apakah kita dapat menemukan keempat hal tersebut saat mengatakan kita telah bersinergi? Jika ya, maka Telkom akan survive bahkan tetap menjadi nomor satu, tidak hanya di Indonesia, bahkan di dunia internasional.



Bagaimana jika tidak...?

No comments: